Pelarian Sang Broker

Judul                   : The Broker (Sang Broker)

Penulis               : John Grisham

Alih Bahasa       : Siska Yuanita

Penerbit             : PT. Gramedia Pustaka Utama

Cetakan              : keempat, Agustus 2017

Tebal                   : 440 halaman

ISBN                    : 978 – 602 – 03 – 2984 – 0

Apa jadinya jika dalam sebuah pelarian, kamu kemudian tersadar sedang diburu banyak pihak yang menginginkan kematianmu? Hal ini adalah sebuah situasi yang ditemui tokoh utama novel karya John Grisham, The Broker yang Bernama Joel Backman.

Continue reading “Pelarian Sang Broker”

Nasibe Basa Jawa ing Jaman Merdhika

gambar njupuk saka google njuk taksunting nganggo aplikasi photoscape

Para mudha saiki akeh sing kangelan ngomong basa Jawa. Ora bisa mrenahake kapan ngomong ngoko, kapan ngomong krama alus lan kapan ngomong nganggo krama inggil. Nulis Jawa apa meneh. Nganti tuwuh pitakonan kepriye carane mbudidaya basa Jawa murih ora cures. Kepriye carane ngopeni basa Jawa. Ing jaman sarwa internet iki, luwih akeh sing ngomong basa Indonesia lan basa manca. Ora bisa disalahke. Amarga kiwa tengene, wong tuwane lan sing ditemoni saben dina uga nganggo basa Indonesia lan basa manca. Apa meneh saiki uga ana sekolah Internasional sing saben dinane nganggo basa manca. Continue reading “Nasibe Basa Jawa ing Jaman Merdhika”

Rest In Peace My First Pocket Camera

Well, mungkin artikel ini tidak akan terlalu menarik untuk dibaca tetapi saya tetap akan menuliskannya. Ya, karena ini blog saya jadi ya suka-suka dong ya *minta digaplok hahaha maaf-maaf tetapi bisa dikatakan artikel ini sungguh sangat personal, sebagai tanda perpisahan dengan salah satu sahabat gadget saya *lebay haha, Continue reading “Rest In Peace My First Pocket Camera”

Antarkan Saja Aku Sampai Tujuan, Pak!



curcol ojek online“Antarkan saja aku sampai tujuan, Pak, jangan ajak ngobrol.” Ingin sekali rasanya mengatakan hal tersebut saat naik ojol (ojek online) – tentunya tidak mungkin. Terkadang aku hanya ingin menikmati perjalanan, melihat padatnya kendaraan atau lamanya lampu merah dan tahu-tahu aku sudah tiba di lokasi tujuan. Apalagi jika sedang banyak pikiran, ngobrol hanya akan membuat tidak nyaman. Continue reading “Antarkan Saja Aku Sampai Tujuan, Pak!”

Wisata di Pacitan? Tidak Cukup Sehari Menjelajahinya

0 km Pacitan [dok. pribadi]

Pacitan, sejak beberapa tahun terakhir memiliki julukan baru, Paradise of Java. Tidak heran karena memang banyak sekali tempat wisata yang mengandalkan keindahan alam yang ditawarkan.

Saya sendiri, lahir dan besar di Pacitan tepatnya di Desa Donorojo, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. Dan meskipun saya berdarah Pacitan *eaaa tetapi jangan diminta untuk menjadi guide atau pemandu wisata Anda jika ingin mengelilingi kota 1001 Goa ini. Apa sebab? Karena saya sendiri belum pernah menjelajahi seluruh tempat wisata di Pacitan *minta ditonjok batu akik.

Satu hal yang pasti, jika ingin mengelilingi tempat-tempat wisata di Pacitan, sudah bisa dipastikan tidak cukup hanya sehari semalam. Apalagi bagi backpacker, saya sarankan untuk memetakan terlebih dahulu tempat-tempat wisata di Pacitan sehingga jalan-jalan yang dilakukan lebih maksimal. Ingat! Kualitas lebih penting daripada kuantitas, setidaknya ini menurut hemat saya *eaaa.

Budget atau biaya, perlu jadi pertimbangan kemudian waktu dan jarak. Jika hanya memiliki waktu liburan singkat dan ingin mengetahui sekilas tempat-tempat wisata di Pacitan cara paling mudah adalah menikmati suasana wisata di seputaran kota Pacitan. Atau buat daftar tempat-tempat wisata favorit di Pacitan, ini untuk mempermudah ketika memperkirakan waktu kunjungan. Atau yang paling mudah adalah mengunjungi tempat-tempat dengan lokasi yang berdekatan, mudah dan pasti memaksimalkan kunjungan. Misalnya beberapa tempat berikut ini : Continue reading “Wisata di Pacitan? Tidak Cukup Sehari Menjelajahinya”

Emansipasi dalam Pekerjaan Rumah Tangga

“Wanita yang memasak, mencuci, membersihkan rumah maupun melayani suaminya itu memang sudah kodratnya.”

Suatu malam saya saling mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp dengan salah satu teman masa SD. Awalnya percakapan yang kami lakukan masih bertanya seputar kabar maupun pekerjaan dan lokasi masing-masing. Hingga awalnya membicarakan beberapa teman seangkatan yang sudah menikah. Obrolan yang awalnya menyenangkan kemudian berubah menjadi semacam perdebatan.

Iya, saya tidak setuju dengan apa yang dia katakan mengenai perempuan yang melayani suami, sudah menjadi kodratnya. Bukan, bukan berarti saya tidak setuju dengan wanita yang melakukan pekerjaan rumah tangga. Namun yang saya garis bawahi di sini adalah kata kodrat itu sendiri. Continue reading “Emansipasi dalam Pekerjaan Rumah Tangga”